Apakah kamu sering sarapan dengan nasi uduk? Menu yang satu ini memang menggugah selera dengan berbagai sayur dan lauk sebagai toppingnya. Namun ternyata, masih banyak yang belum mengetahui asal usul nasi uduk.
Padahal, tidak sedikit yang menggemarinya sebagai salah satu menu sarapan lezat, bergizi, dan pastinya terjangkau. Kuliner satu ini mudah ditemui, baik di gerobak pinggir jalan, warung, bahkan restoran. Bahkan tempat makan franchise juga menyediakannya mengingat kudapan satu ini memang banyak disukai.
Asal Usul Nasi Uduk di Nusantara
Berbicara menu sarapan, kebanyakan masyarakat Indonesia sudah tidak asing dengan nasi uduk. Kuliner tradisional satu ini memang sangat populer di berbagai kalangan. Nasi uduk adalah sajian khas Betawi, biasanya disediakan di acara adat, perayaan, maupun dikonsumsi sebagai menu sarapan.
Sekilas, tampilan nasi uduk tampak sama seperti nasi pada umumnya yang dimasak di dandang maupun rice cooker. Namun, sebenarnya nasi uduk memiliki cita rasa dan aroma lebih gurih karena penggunaan rempah di dalamnya.
Tidak hanya itu, tekstur nasinya juga tidak pulen seperti nasi putih pada umumnya yang dimakan bersama lauk. Banyak yang menjadikan nasi uduk sebagai makanan favorit dengan pelengkap seperti ayam goreng, kering tempe, dan telur balado.
Meski dikenal sebagai kuliner khas Betawi, sebenarnya nasi uduk merupakan perpaduan antara dua budaya. Pada dasarnya, tidak ada yang tahu persis kapan nasi uduk ada di tanah air. Namun, diperkirakan nasi sebagai sumber karbohidrat sudah masuk ke Indonesia antara abad 14 sampai 16.
Pada saat itu, bangsa Portugis datang lalu melakukan penjajahan terhadap Melayu. 24 Agustus 1511 tanah Melayu berpindah kekuasaan hingga akhirnya masyarakatnya hijrah ke Batavia (Betawi).
Ketika perpindahan bangsa Melayu tersebut, di waktu yang sama VOC menduduki Mataram. Pada akhirnya, suku Jawa pun pindah ke Batavia yang telah lebih dulu didatangi masyarakat Melayu. Ketika kedua suku hijrah, masing-masing dari mereka membawa barang dagangan.
Pada saat itu, nasi uduk sudah menjadi makanan masyarakat Melayu yang bekerja sebagai pedagang. Warga melayu juga ada yang menuju wilayah Sumatera lalu membawa kuliner nasi uduk melalui jalur perdagangan.
Ketika suku Jawa hijrah ke Batavia, mereka juga membawa kuliner, yaitu bernama nasi gurih. Dengan demikian, terjadi perpaduan yang akhirnya dikenal oleh masyarakat saat ini sebagai nasi uduk. Pada awalnya, warga Melayu menyebut sajian tersebut sebagai nasi lemak.
Adakah Makna dari Nama Nasi Uduk?
Asal usul nasi uduk memang merupakan perpaduan budaya Melayu dan Sumatera. Namun, kamu mungkin sempat berpikir apakah makna dibalik nama nasi uduk? Pada dasarnya, belum ada yang bisa mendeskripsikan secara pasti makna “uduk” tersebut.
Namun, kata “uduk” sendiri merupakan bahasa Sunda yang berarti bercampur atau menyatu. Hal ini cukup masuk akal mengingat dalam penyajiannya nasi uduk memang dicampur dengan aneka lauk dan sayur.
Tidak hanya itu, kata “uduk” di masa lalu juga bisa diartikan “susah”. Hal ini karena penjualan nasi uduk saat ini masih berada di pasar tradisional saja, khususnya tanah abang. Kebanyakan pembeli berasal dari masyarakat menengah ke bawah dengan penghasilan minim.
Adapun di wilayah Jawa sendiri, sajian tradisional ini pertama kali dijual di daerah Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta. Tak heran jika para penjual disana menambahkan kata “kebon kacang” pada nasi uduk yang disajikan.
Ciri Khas Nasi Uduk
Sebagai salah satu menu sarapan yang banyak digemari, kamu mungkin sudah tidak asing tentang kelezatan nasi uduk. Sajian ini juga cocok sebagai pendamping pecel yang gurih.
Jika sudah memahami asal usul nasi uduk khas Betawi dan sejarahnya, simak beberapa ciri khas makanan satu ini sebagai berikut.
1. Tekstur Nasi Tidak Lengket
Perlu diingat bahwa tidak semua jenis beras cocok dijadikan nasi uduk. Biasanya nasi yang digunakan bertekstur tidak lengket atau pun benyek. Rasanya akan berbeda jika menggunakan beras pulen.
Oleh sebab itu, sebaiknya siapkan beras yang tepat jika kamu berniat membuat nasi uduk sendiri di rumah.
2. Aroma Nasi Harum
Jika nasi biasa tidak beraroma, maka hal tersebut wajar karena tidak ditambahkan rempah. Nasi uduk yang sudah masak mungkin memiliki tampilan tidak jauh berbeda dengan nasi biasa. Namun, dari segi aroma jelas berbeda karena nasi dimasak setengah matang (aron) terlebih dahulu.
Pada tahap mengaron nasi tersebut, dibutuhkan bahan santan dan berbagai macam bumbu yang membuatnya harum. Mulai dari serai, lengkuas, daun jeruk, dan daun salam. Setelah diberi santan dan bumbu, kemudian nasi dikukus sampai matang lalu diaduk.
3. Disajikan dengan Lauk Pauk
Meskipun nasi uduk memiliki tekstur dan aroma khas, namun ketika memakannya akan disajikan dengan lauk pauk. Ada banyak jenis pelengkap nasi uduk yang menggugah selera, misalnya ayam goreng, tahu, tempe, mie goreng, sambal teri, dan sebagainya.
Tips Membuat Nasi Uduk yang Anti Gagal
Jika sudah paham mengenai asal usul nasi uduk, mungkin kamu ingin segera mencoba membuatnya. Tidak perlu khawatir, kamu tidak perlu menyiapkan dandang besar untuk membuat menu sarapan yang satu ini. Bahkan bermodal rice cooker di rumah pun bisa digunakan.
Namun, sebaiknya simak beberapa tips membuat nasi uduk anti gagal di rice cooker berikut ini.
1. Jenis Santan yang Dipakai
Disarankan untuk memakai santan lebih banyak dibanding proses pembuatan nasi uduk manual dengan dandang. Seperti yang telah diketahui, santan menjadi salah satu bahan utama pembuatan nasi uduk. Oleh karena itu, perhatikan kualitas dan takaran santan yang dipakai.
Adapun penggunaan santan sendiri bisa menghasilkan nasi uduk lezat dan gurih. Namun, tidak sedikit yang belum mengetahui bahwa bahan tersebut juga bisa membuat nasi menjadi mekar.
Apabila nasi uduk yang kamu buat disuguhkan dengan dadar rawis, disarankan memakai santan kental. Namun jika ingin menambahkan beberapa pelengkap sekaligus, maka penggunaan santan cair lebih disarankan.
2. Pemilihan Beras
Sebenarnya, kamu bisa memilih jenis beras apa saja sesuai selera dalam membuat nasi uduk. Jika memakai beras pulen, maka hasil nasi uduk pun akan demikian. Jadi, tidak masalah jika ingin beras dengan butiran panjang maupun bulat.
Namun, biasanya beras yang tidak pulen lebih disukai untuk membuat nasi uduk. Hal ini akan membuat nasi tidak lengket sehingga rasa gurih tetap terasa.
3. Penggunaan Rice Cooker
Meski membuat nasi uduk di rice cooker terlihat mudah, namun penggunaan alat itu sendiri tidak boleh sembarangan. Jangan terburu-buru ketika nasi sudah matang, tahan untuk tidak membuku penutupnya.
Kamu harus membiarkan uapnya menghilang terlebih dahulu, baru kemudian dibuka. Lalu, apa yang terjadi jika tutup rice cooker terlalu cepat dibuka? Pada dasarnya, uap nasi akan keluar sehingga bisa cepat kering.
Jadi, pastikan nasi tidak beruap terlebih dahulu ya, setelah itu kamu bisa membuka tutup rice cooker lalu mengaduknya sampai gembur.
Dengan memahami asal usul nasi uduk, mungkin kamu juga tertarik untuk membuatnya. Baik untuk menu sarapan sendiri, maupun menjualnya di sekitar rumah. Kuliner mengenyangkan satu ini memang menjadi favorit banyak orang sehingga selalu ramai peminat.